Business

Klik untuk memesan Web Hosting dengan jaringan terbaik dan tercepat saat ini

Tiga Batang Air (Kwalai Batai Telu)

Tiga Batang Air
Tiga Batang Air. Tiga Batang Air atau dalam bahasa disebut Kwele Batai Telu adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan Tiga Ruas Sungai yang mengaliri Pulau Seram (Nusa Ina). Adapun Tiga Batang Air (Kwalai Batai Telu) ini memiliki nilai sejarah tersendiri yang tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Nunusaku, suatu kerajaan tertua dan terbesar yang terletak diatas gunung dan berada di tengah-tengah di Pulau Seram dan dipercaya sebagai tempat asal muasal dari semua masyarakat yang berada di wilayah Maluku. Tiga Batang Air tersebut yaitu   :

1. Talabatai, Batang Air Tala

Talabatai (Batang Air Tala), merupakan Batang Air terbesar diantara ketiga batang air lainnya. Batang Air Tala ini terletak di petuanan Negeri Tala, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

2. Etibatai, Batang Air  Eti

Etibatai (Batang Air  Eti), merupakan Batang Air Kedua yang ukurannya cukup besar. Batang Air Eti ini terletak di petuanan Negeri Eti dekat dengan Ibukota kabupaten Seram bagian Barat (SBB), Piru.

3. Sapalewabatai, Batang Air  Sapalewa

Sapalewabatai (Batang Air  Sapalewa), merupakan Batang Air Ketiga yang merupakan terkecil diantara batang air lainnya. Batang Air Spalewa ini terletak di daerah bagian Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Sejarah Tiga Batang Air

Adapun mengenai asal muasal Tiga Batang Air ini, diceritakan oleh Leluhur (Nenek Moyang) Pulau Seram yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut, dahulunya di Pusat Kerajaan Nunusaku tumbuh satu Pohon Beringin Besar. Pohon Beringin besar tersebut tumbuh rimbun dan subur serta dianggap sebagai pelindung bagi Kerajaan Nunusaku dan merupakan lambang Kerajaan Nunusaku dengan slogannya Esa Tana, Esa Aman, Esa Lala. Namun, karena murka Sang Raja Nunusaku akibat kematian Putri tercintanya, Putri Niwele, Sang Raja kemudian menghentakan kakinya ke Bumi dengan keras sehingga kekuatan Manamagisnya pun mengakibatkan tanah terbelah dan Pohon Beringin Besar yang tadinya tumbuh rimbun tersebut masuk ke dalamnya dan kemudian dari belahan tersebut memunculkan Air Besar yang menghanyutkan penduduk Kerajaan Nunusaku, menerjang, menghancurkan dan menenggelamkan Kerajaan Nunusaku.

Tiga Batang Air (Kwalai Batai Telu)
Pohon Beringin Tua

Air tersebutlah yang kemudian surut dan mengalir menjadi Tiga Batang Air yang mengaliri Pulau Seram hingga saat ini. Dikatakan oleh orang-orang tua dan masayarakat-masayarakat yang mendiami Pulau Seram bahwa Kwele Batai Telu atau Tiga atang Air ini memancar dari suatu mata air yang terdapat di pusat Kerajaan Nunusaku. Sehingga, jika ada yang berhasil pergi menyusuri Tiga Batang Air ini maka ia akan menemukan pusat Kerajaan Nunusaku yang dahulu tenggelam.

Namun, hingga kini belum ada seorangpun yang berhasil menyusuri dan menemukan dimana pusat dari Mata Air ini, karena selain jauh juga dianggap sangat keramat oleh Leluhur (Nenek Moyang) dan masyarakat Pulau Seram dan tidak ada seorangpun yang berhasil kembali dengan selamat jika menyusuri Tiga Batang Air ini sampai pada pusatnya tanpa memiliki hati yang bersih (suci). Ada juga yang mengatakan bahwa orang-orang yang mencoba pergi menyusuri salah satu dari Tiga Batang Air ini akan kembali ke tempatnya semula secara berulang kali tanpa sebab yang jelas atau menghilang jika datang dengan niat buruk.

Post a Comment

0 Comments